Halo!
Sudah lama sebenernya mau update di blog ini. Namun ya karena hp seringnya dipake main game, nonton youtube, males buka laptop, maka males update di sini. Tapi sesekali sih masih update di sana 🙂 *promo
Saya bela-belain ini nulis ini, karena bener-bener ngerasa keki. Saya pro-vaksin. Saya lengkapi imunisasi wajib permerintah untuk kedua anak saya. Mau yang sesuai buku pink, lalu ada ORI DPT, lalu MR. So pasti saya ikutin.
Alkisah, Andini september ini berumur kurang lebih 27 bulan. Tahun lalu, saat saya masih di Bekasi Barat, saya ga pernah absen sama posyandu semua agenda posyandu, saya ikutin. Dari mulai imunisasi, vitamin A atau cuma timbang ukur doang. Kalo kata bu RT, “ngapain sih di rumah aja, daripada ga ada kerjaan mendingan posyandu”. Bu, plis deh. Kerjaan saya banyak sampe ga sempet Me-time. Hahahaha.
September 2017, Andini masih sekitar 14 bulan. Belum diijinkan ikut imunisasi MR sesuai dengan kampanye pemerintah di TV nasional. Saya pernah menanyakan kepada bidan yang bertugas di posyandu, kapan bisa diberikan Booster campak? Sesuai dengan Buku KIA (buku Pink), tertera usia 24bulan, namun biasanya kalo di posyandu dilebihkan sebulan kemudian. Oke. Berarti sekitar 25 bulan dong ya.
25 bulan berarti sekitar bulan Agustus 2018. Passss kan pas bulannya kampanye Imunisasi MR, tapi biasanya dilebihin sebulan. Oke fine.
Hari Rabu 19 September 2018.
Pagi-pagi saya sudah mempersiapkan anak-anak untuk di imunisasi di Puskesmas Rawa Tembaga, Bekasi Barat. Saya mempersiapkan Arman (4 tahun 6 bulan) dan Andini (hampir 26 bulan) untuk di imunisasi karena usia sesuai dengan Kampanye MR Kemenkes.
Sampai di ruangan imunisasi, ternyata Arman dinyatakan tidak perlu diimunisasi MR karena programnya hanya untuk anak usia 9 bulan – 18 bulan dan anak kelas 1 SD.
Lanjut
Andini. Lalu ditolak juga. What? Saya panik dong. Kenapa ditolak?
Menurut bidan yang bertugas, imunisasi ini sudah ‘kelewat’ usianya. Kalaupun mau campak booster ya berarti nunggu kelas 1 SD.
LOH?
Saya bersikeras kekeuh Andini harus divaksin booster Campak dong, karena saya berpatokan pada buku KIA Pink yang tertulis 24 bulan, dimana biasanya akan dilaksanakan di bulan ke 25 oleh bidan posyandu.

Tapi si Bidan juga kekeuh kalau booster hanya diberikan sampai batas 18 bulan. Ya telat-telatnya 20 bulan lebih sehari.
Ketika saya tanya, “dengan saya tidak imunisasi MR ini, apakah menjamin anak saya gak akan kena Campak/Rubella atau menulari ibu yang sedang hamil?”
Dan bidannya menjawab, “Ya mudah-mudahan tidak.”
MAKSUD LO? Saya dateng sukarela untuk menawarkan divaksin, lalu ditolak dan jawabannya begitu?!
what the f?
Lalu, saya pulang dengan tangan kosong. Tapi, saya masih penasaran. Lalu saya browsing mengenai jadwal imunisasi, ternyata ada jadwal imunisasi per 2017.

sumber : idai
Ternyata Booster campak dimajukan saat usia 18 bulan, namun dari chart di atas, CATCH UP SAMPAI USIA 3 TAHUN. Yang artinya masih bisa diimunisasi susulan sampai dengan usia 3 tahun. gondok ga sih?!!
Ah mungkin ini hanya asumsi saya saja, saya cari 2nd opinion. Saya kontak seorang teman yang juga seorang Dokter yang bertugas di Puskesmas Kelurahan Cakung Barat. Dia juga menyatakan bahwa Campak booster masih bisa diberikan sampai usia 36 bulan. Bisa aja saya nebeng ke Puskesmas tersebut untuk imunisasi, namun hampir kebanyakan puskesmas, memiliki jadwal imunisasi pada hari Rabu. Dan menunggu Rabu depan itu terlalu lama.
Lalu, saya mencoba menghubungi klinik Wamia Husada Inkoppol Jakasampurna, duluuu banget saya pernah dengar bahwa klinik ini ikut berkoordinasi dan berpartisipasi saat imunisasi. Ternyata sekarang sudah tidak melayani imunisasi.
Lalu, saya kembali mencoba menghubungi Klinik Citra Medika Pekayon (Faskes BPJS), ternyata juga tidak melayani imunisasi.
Karena saya ditolak di Puskesmas, saya cari lagi third opinion ke dokter spesialis anak di RS Hermina Galaxy. Ketika saya bilang saya ditolak untuk vaksin MR di posyandu sedangkan anak saya baru berusia 26 bulan, Beliaupun merasa aneh kenapa anak saya ditolak. Namun ketika saya berniat untuk melakukan imunisasi di RS Hermina Galaxy, Beliau menyatakan vaksin MR saat ini sedang kosong.
Sepulang dari Puskesmas Rawa Tembaga, saya cari-cari info dimana bisa melakukan imunisasi MR. Ya bayar deh bayar. Saya sempat menanyakan info ketersediaan vaksin ini di RS Selasih Bintara kepada salah satu dokter spesialis anak, dan beliau menyatakan tersedia dan membuat perjanjian untuk melakukan imunisasi MR di RS tersebut. Namun, ternyata setelah sampai di RS tersebut, dokter spesialis anak yang memberi info tersebut tidak praktek. MENURUT NGANA? *mulai emosi.
Lanjut ke Rumah Vaksinasi Sumarekon, buka hanya hari Selasa dan Sabtu. Pas hari Sabtu 22 September memang ada jadwal untuk imunisasi MR. Saya mengantri dari jam 13.30 dan mendapatkan nomor 49 dengan perkiraan akan diimunisasi jam 15, ternyata baru dipanggil jam 16.30. Sampai gempor dan mati gaya main di Lantai 2 (Ruang bermain anak) Kenapa? karena dokternya cuma 1. BIAYANYA? HANYA 300 ribu saja. Yang artinya setara dengan uang belanja 1 minggu.

Saya sih cukup menyesalkan tindakan penolakan pemberian vaksin MR ke anak saya. Seberapa banyak, orang tua yang menolak anaknya divaksin? Begitu ada yang sukarela dan sadar akan pentingnya vaksin kok malah ditolak?
Untuk orangtua provaksin lainnya, perlu diingat ya imunisasi MR tersedia sepanjang tahun, bukan hanya bulan September saja. Jadi, begitu usia anaknya sudah 9 bulan atau 18 bulan, buru-buru segera diimunisasi MR.
Sekian.