postnatal

[Review] Philips Avent Comfort Manual Breast Pump


1471891378239

Halo, jumpa lagi dengan Mama Arman (2tahun 5bulan) & Andini (1bulan).

Waktu sebulan itu benar-benar ga kerasa ya. Baru sebulan yang lalu, saya berdiskusi dan merencanakan kelahiran Andini bersama Obsgyn saya, kemudian kembali menyandang status ibu baru (lagi) mengurus bayi Andini lengkap dengan printilannya, dari mulai begadang ganti popok, menyusui, ngelonin plus… ngurusin si Abang Arman yang cemburu banget dan disapih secara paksa saat saya mulai masuk RS untuk persiapan operasi C-section (sesar) untuk kelahiran Andini.

Saya gagal memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama untuk Arman. Banyak penyebabnya. Antara lain, dari faktor internal, ya dari saya nya sendiri, bahwa saya sendiri yang ga yakin kalau ASI saya cukup untuk Arman. Efek Psikis itu luar biasa dampaknya, jadi ya ASI saya segitu-gitu aja dari waktu ke waktu, padahal semakin hari seharusnya produksi ASI saya semakin banyak sesuai dengan kebutuhan Arman.

(Baca juga : CeritASI : breast pump)

Faktor externalnya adalah saya terdoktrin bahwa bayi laki-laki memerlukan asupan lebih banyak daripada bayi perempuan sehingga PERLU ditambah susu formula. Bahkan saya dibekali container takaran susu formula. Dan bahwa bayi Arman lahir dengan berat 2,75 kg, dianggap kecil dan perlu diboost dengan susu formula.

Saya belajar dari pengalaman itu dan kali ini saya bertekad kuat untuk bisa lebih keras kepala untuk memberikan ASI untuk Andini. Saya harus keras kepala karena pentingnya ASI  untuk bayi :

1| ASI kaya akan zat penting yang dibutuhkan bayi dan kandungan ASI berubah sesuai dengan kebutuhan bayi

2| ASI memberikan kekebalan optimal bagi bayi

3| ASI mencegah konstipasi, mengurangi resiko obestitas dan diabetes

4| ASI mengurangi resiko infeksi, mencegah alergi dan asma, mencegah SIDS (Sudden Infant Death Syndrome), mencegah kerusakan gigi, mencerdaskan bayi.

Karena pentingnya ASI dan juga kegagalan menyusui sebelumnya, saya memerlukan perangkat yang mendukung proses menyusui, yaitu breastpump/pompa ASI.

Mengapa saya seorang Stay-at-home-mom dan tetap memerlukan pompa ASI?

Karena punya breastpump adalah salah satu trend kekinian. Hahahaha.

Karena kita tidak tahu kapan hal buruk terjadi *amit-amit*, misal kita harus masuk dirawat di RS dan proses memberikan ASI menjadi terhenti lantaran kita mengkonsumsi obat-obatan dan tidak memiliki cadangan ASIP.

Breast pump menjadi salah satu barang yang masuk dalam persiapan saya saat akan  melahirkan bersama dengan pembalut ibu melahirkan, gurita korset, dan sebagainya. Saat itu saya bertekad, saya ingin menstimulasi produksi ASI saya tepat setelah lahiran Andini. Namun, itu tidak kesampaian. Hahahaha.

Untuk pencapaian ASI eksklusif untuk Andini, Alhamdulillah ada Philips Avent Comfort Manual Breast Pump SCF 330. Philips AVENT melalui inovasi bermakna membantu para ibu memberikan yang terbaik di awal kehidupan sang buah hati. Apa saja inovasi Philips Avent ini?

1| Pompa ASI dengan Bantalan pemijat

Bantalan pemijat ini berupa lapisan silicon yang diletakkan pada corong. Bantalan pemijat ini membuat ibu lebih nyaman sehingga lebih banyak susu secara alami. Ketika kita merasa nyaman dan santai, ASI akan mengalir lebih lancar.

Pengalaman saya ketika pertama kali mencoba Silikon ini beneran memberikan efek memijat dan relax. Saya terlalu bersemangat memompa sehingga melupakan fakta bahwa pada pompa ASI manual, penggunalah yang menentukan seberapa kuat daya sedot pompa terhadap payudara. Dan saya menekan tuas pompa sampai pol, puting saya terjebak di antara ujung silicon saat berada di dalam corong sehingga agak sulit untuk dikeluarkan.

Saran saya, jika hal itu terjadi, sesuaikan sedotan pompa dengan menekan tuas pompa secukupnya sehingga menemukan daya sedot pompa yang nyaman.  Kapok? Tentu tidak! Belajar dari pengalaman tersebut, saya bisa mengatur daya sedot yang nyaman. Namun, jika kiranya puting lebih besar dari diameter silicon, bantalan yang lebih besar bisa dibeli terpisah.

F400041466-FIL-global-001

2| Breastpump yang memungkinkan memompa tanpa harus duduk condong ke depan

Pompa ASI ini memiliki desain yang unik sehingga ASI akan mengalir langsung dari payudara kebotol. Hal ini memungkinkan untuk duduk lebih nyaman saat pemompaan. Ga perlu lagi untuk mencondongkan badan untuk memastikan seluruh ASI masuk ke dalam botol. Duduk lebih nyaman dan tenang saat pemompaan, secara natural membantu aliran ASI lebih mudah lancar. Pengalaman saya, breastpump ini mudah banget dioperasikan satu tangan. Saya bisa memompa sembari duduk santai senderan sembari cek sosmed atau menonton tivi. Ngetik postingan ini juga sembari mompa 🙂 #IbunyamanASIlancar

F400034927-FIL-global-001

3| Praktis

Breastpump Philips Avent Comfort Manual Breast Pump SCF 330 memberikan kemudahan memadukan pemberian ASI langsung dari botol natural 125 mL karena terdapat dot untuk yang di desain khusus menyerupai bentuk payudara sehingga memudahkan perlekatan seperti menyusui langsung.

Philips Avent Comfort Manual Breast Pump SCF 330 mudah digunakan, disimpan dan dibawa karena desainnya yang ringan dan compact. Pengoperasian manualnya pun mudah.

Desain kompak memudahkannya untuk diposisikan. Pegangannya yang dibentuk secara ergonomis memberikan kenyamanan saat memegang dan kontrol penuh saat mengeluarkan ASI. Ukurannya yang kecil dan ringan, membuatnya mudah disimpan dan dibawa dan membuat memompa di perjalanan lebih nyaman.

Perakitan intuititf Philips Avent Comfort Manual Breast Pump SCF 330, mudah dipasangkan dan cocok dengan produk Philips Avent lainnya.

Cara membersihkan Philips Avent Comfort Manual Breast Pump SCF 330 pun mudah karena hanya sedikit bagian yang terpisah dan semua bagian bisa disteril dan dapat dibersikan dengan mesin cuci piring.

F400041485-FIL-global-001

Selain ketiga point tersebut, satu lagi kelebihan Philips Avent Comfort Manual Breast Pump SCF 330 adalah LDR (Let Down Reflex) yang cepat. Ini penting banget, karena kurang dari semenit, sudah terlihat kucuran ASI. Hal ini yang membuat saya semangat dan berusaha disiplin untuk memompa secara teratur demi produksi ASI yang cukup.

Juga, adanya cakram penutup untuk menutupi corong sehingga bagian dalam Philips Avent Comfort Manual Breast Pump SCF 330 tetap higienis. No more sumpel-sumpelan tisu di corong breastpump 😀

Juga, beneran bisa mengosongkan payudara! senangnya….!

Satu paket Philips Avent Comfort Manual Breast Pump SCF 330 ini berisi :

  • Pompa ASI dengan pegangan : 1pcs
  • Bantalan ukuran standar : 1 pcs
  • Botol Natural 4oz : 1 pcs
  • Dot Newborn Flow extra lembut : 1 pcs
  • Travel cover (penutup botol) : 1 pcs
  • Cakram penutup untuk  wadah penyimpan ASI : 1 pcs
  • Sampel breastpad : 2 (2 bantalan siang& 2 bantalan malam)

Harga sekitar 750K.

Untuk para ibu baru, punya breastpump Philips Avent Comfort Manual Breast Pump SCF 330 merupakan investasi berharga dan sangat amat disarankan untuk penyemangat meng-ASI.

Ayo semangat meng-ASI!!!

Temukan info lainnya di facebook dan website Philips Avent Comfort Manual Breast Pump SCF 330 

 

Problematika busui


Siang semua.
Posting an ini sebenernya terinspirasi dari thread di fb barusan.

image

Sebenernya nya sebenernya temen saya -si pembuat thread- lagi ngomongin ASI, tapi lama kelamaan topiknya bergeser jadi bahwa berat badan. Ahahahaha, ya namanya emak2, BB itu penting untuk dibahas 😀

Pengalaman saya, hamil lalu melahirkan Dan menyusui adalah diet paling efektif Dan tercepat sepanjang sejarah perdietan yg saya pernah jalani emang pernah diet?

Pas beberapa hari setelah melahirkan si ganteng, berat saya cuma turun 1-2 kg saja sodara2! Dan saya sempet mempertanyakannya ke obsgyn saya Dan si obsgyn mesam mesem aja ngejawabnya, “kan bayi nya gag jumbo, jd ya berkurangnya dikit”

Tentu saja syok. Naiknya 20kg, masa setelah lahiran turun nya cuma 1-2kg? Berarti, sisanya masih timbunan lemak dong di badan saya?

Tapi kemudian, masalah BB terlupakan karena kehirukpikukan newly-mom. Keseringan begadang,  ga sempet makan, menyusui dsb2. Bulan ke 4-5, BB sudah turun sekitar 18kg an, padahal makan seperti biasa (bukan porsi ‘kids meal’ ataupun porsi diet). Bulan ke 7-8 udah balik lagi ke angka timbangan sebelum saya hamil. Cepet kan? 20kg dalam 7-8 bulan? Itu ga pake olahraga khusus. Kalo pake olahraga khusus mungkin 4-5bulan udah balik ke angka timbangan bahkan bisa lebih seperti model papan atas 😁.

Ditambah sekarang si ganteng udah aktip, sebentar ngerondang/merangkak kesana kemari, emaknya ngejar2. Juga, si ganteng udah mulai suka nonton tivi yg banyak nyanyi2nya seperti hi5, emaknya ikut joged2. Karena si ganteng doyan hi5, kita download lah  pidio kompilasinya dari yutub, jd bisa berkali2 nontonnya Dan jogednya.

Ini linknya :

Video itu setiap hari pasti diplay dan pasti emaknya ikutan gerak memeriahkan suasana kadang anak nya terkesima liat emaknya overacting 😂
Jadi kayanya sih lagu2 hi5 itu ikutan andil dalam usaha penurunan BB secara alami.

Malahan si pembuat thread mengemukakan siklus baru :
Langsing trus hamil lagi deh 😄
*speechless 😂

Jadi, moral of this post :

Kalau mau diet tercepat, maka hamil dan melahirkan lah

Ahahahaha

Ada yg punya pengalaman lain?

Posted with love from quinietab

ceritASI : Breastpump


Aloha, jumpa lagi dengan saya :).

Kali ini mau cerita2 tentang ASI dan breastpump.

Jadi, begini ceritanya…

Menjelang lahiran, saya sempet minta kisi2 ke temen2 SD yang sudah berpengalaman menjadi ibu pro ASI. Dan, salah satu topiknya ya Breastpump (pompa ASI).

Temen saya si M, bilang kalau saya cuma ibu RT biasa yang fulltime di rumah, ga perlulah pake breastpump. Buat apa? kalo anak laper ya tinggal dinenenin, habis perkara toh? Lagian kalo ASIP itu hanya untuk jaga2 kalo si ibu masuk RS atau sebab lainnya sehingga tidak bisa menyusui langsung. Dan doi itu pro memerah ASI manual dengan jari, tanpa breastpump dengan alasan penampakan nipple jadi gag munjung banget. Jadi, doi sih ga rekomen merk breastpump apapun sebagai jawaban untuk pertanyaan saya.

Teman saya si L, rekomen breastpump suatu merk.

Karena saya nanyanya sekitar bulan ke 6 kehamilan, pas udah lahiran mendadak pikun atas jawaban mereka. Di minggu pertama abis lahiran, saya browsing dan menemukan suatu pencerahan bahwa breastpump itu bisa mengosongkan payudara. Padahal hisapan bayi juga ga kalah hebatnya mengosongkan payudara yah. Hihihi. Browsing2 lah saya mencari merk breastpump beserta tipenya, dengan bayangan setelah punya breastpump makin banyak ASI yang bisa saya perah dan stok di frizer kaya ibu2 yang ASInya melimpahruah itu loh.

Setelah menimbang2 dan melihat dompet, akhirnya jatuhlah pilihan ke Medela Harmony. Breastpump manual yang saya beli di ITC Cempaka Mas dengan harga sekitar 550rb (nitip sama adik yang kebetulan lagi kesana). Buset, breastpump tuh harganya mihil2 beud ya… Breastpump ini menurut saya lumayan enak. Bisa dibawa kemana2, gag ada suara bising, ga begitu pegel juga sih mengoperasikannya. Ya lumayanlah, ga kecewa gitu.

Percaya gag percaya, malemnya saya terima breastpump, langsung dicuci dan steril lalu mulai pompa perdana disaksikan suami yang juga penasaran akan kehebatan breastpump yang saya promosikan. Ternyata, sama aja tuh hasilnya. Sekitar 30ml saja. Tapi, paginya… entah seneng punya breastpump baru atau kemaren overdosis katuk 2 mangkok atau sebab lainnya, sekali pompa dapet 80ml. Wawww… itu miracle bingit!

IMG-20140405-00758

trus, setelah saya pompa saya apain? ya saya kasih ke si Arman. Aneh ya? kenapa ga langsung aja dikasih ke Arman? Karena eh karena, saya penasaran, sebenernya Payudara saya tuh bisa menghasilkan berapa ml ASI sih? Apa iya beneran ga cukup untuk Arman?

Dan selalu begitu siklusnya, pompa-kasih-pompa-kasih, alhasil ga punya stok bertahan sampe lebih dari beberapa jam dikulkas. Sayanya sendiri sih mulai ga yakin kalo ASI saya ga cukup, mangkanya terus2an mompa demi mengukur kuantitas produksi ASI saya.

Trus bener kalo breastpump bener2 ngosongin payudara? hm… kalo pengalaman saya sih engga juga tuh, ya ga sampe kempes pes pes bingit. Ya biasa aja, ya benjolan2 keras pertanda ‘ASI beku’ sih menghilang kalo dipompa.

Kalo working mom kan punya jadwal khusus untuk mompa dan nyusuin langsung, kalo saya justru malahan kejar2an dan awut2an gag jelas. Jadwal mompa 2jam sekali, jadi molor2 karena tiba2 si Arman maunya nete langsung dan doi kalo udah nenen gag jelas kapan selesainya. Sambil tidur aja mulutnya masih ngisep. Kacau balau deh jadwal pompa. Sampe minta saran sama sobat kental gimana cara ngatur jadwal mompa.

Sobat kental saya itu mompa tiap 2jam sekali. Nete langsung juga 2 jam sekali diantara jadwal mompa. Contoh : mompa jam 8, 10, 12 dsb. Netein langsungnya jam 9, 11, 13 dsb. Tapi masalahnya, saya ragu, apa iya kuantitas ASI sejam sekali itu cukup buat si bayi? Dan pertanyaan masalah jadwal ini terus berputar2 di kepala saya.

Sampe akhirnya ada kerabat yang berkunjung dan ngasih pencerahan lagi. Kalimatnya yang saya kutip adalah : makin sering payudara dikosongin, makin cepet ASI diproduksi. Coba dipompa sejam sekali dan dikosongin. Kalo udah ga bisa dipompa, coba pake cara manual, pake jari. Sampe bener2 kosong song song song.

Saya ternganga, emang 1jam udah ada ASI nya? Entah gimana, gegara bayi harus disusuin 2jam sekali malahan saya terdoktrin bahwa ASI diproduksi tiap 2jam sekali. tewewewew….

Mulai puter otak dan browsing. Ada yang caranya ‘menipu’ otak untuk memerintahkan memproduksi ASI untuk anak kembar dengan cara dikosongkan bersamaan, yaitu 1 payudara dinenenin ke si anak, yang satunya lagi dipompa pada saat yang bersamaan. ATAU dipompa berbarengan dengan breastpump double untuk 2 payudara sekaligus.

kedua opsi itu saya praktekkan. Untuk nenenin sekaligus dipompa, itu preparasinya lumayan ribet. Kitanya posisi duduk dan menyusun bantal untuk ganjelan dan alas si bayi. Si bayi pun posisinya bukan seperti perlekatan biasa dimana kepala+badan bersentuhan langsung dengan si ibu. Yang bersentuhan hanya muka si bayi, sementara badan si bayi ke arah luar badan si ibu. Tapi ya balik lagi, timbul kekhawatiran, cukup ga sih ASI dari 1 payudara? Galau.

Untuk pompa 2payudara sekaligus juga saya praktekkan. Browsing2, liat2 harga breastpump double dari Medela Maxi, Medela Swing sampe Medela Freestyle. Saya sih familiarnya sama Medela, jadi berharap ga perlu adaptasi dan belajar lagi kalo make produk Medela. Ternyata, harganya ga bersahabat di dompet, akhirnya cari rentalan. Rentalan pun harganya bervariasi. Sampe akhirnya saya nemu rentalan yang lumayan bersahabat harganya, dapetlah Medela Mini Electric Plus. Hampir sama dengan Medela Mini Electric (minel) yang single dan berisik itu, tapi ini 2 pompa!

Mulailah memerah dengan pompa double ini selama beberapa bulan. Saya mompa tiap 45menit sekali dan diperlukan 45×3 menit untuk mendapatkan 100ml total dari payudara kanan+kiri (bukan masing2 loh). Mompanya malem, setelah Armannya tidur. Kalo doi terbangun, langsung buru2 manasin stok ASIP,  kasih sebentar dan doi tidur lagi. Paling malem nunggu jadwal pompa sampe sekitar 02.30 dini hari. Ga tiap hari sih, sekuatnya aja sampe jam berapa. Berapapun hasil perahan, tetep jadi stok, walau kadang cuma basahin botol tampungan breastpump doang. Hiks.

Oiya, kadang ASI yang cuma basahin botol tampungan breastpump berasa gimana gitu. Banyakan air+sabun+gas yang terbuang untuk ngebersihin dan sterilin breastpump tiap kali abis perah. Tadinya, tiap kali perah, ASIPnya saya pindah ke botol selai kaca, trus Breastpumpnya saya cuci+sterilin. Sampe akhirnya, besar pasak daripada tiang kalo gini. Saya males juga lah, pompanya cuma seucrit, cape ngebersihinnya aja. Tanya2 sama Mama Lana, doi bilang kalo doi mompa di kantor juga gag mungkin tiap kali perah disteril, dibilas aja pake air panas dispenser, sterilnya seminggu sekali. Ahaiii… tercerahkan. Akhirnya, tiap kali abis perah, dibilas pake air panas supaya bersih dan siap untuk merah lagi. Biasanya nanti yang sterilin breastpump adalah si bapake sekalian doi nyuci2 botol. Hihihi.

Untuk stok ASIP, saya pake botol kaca bekas selai. Tiap botol udah saya takarin 100ml. Pas si Arman udah banyakan dosisnya, sekitar 120ml, saya takarin 1botol isi 100ml+1 botol lagi isi 20ml. Jadi nanti pas manasin udah langsung tinggal nuang2 aja, ga usah ngukur2 lagi.

Hihihi lika liku ASI ngepas dan breastpump emang banyak ceritanya terutama cerita2 yang bersifat teknis, yang mungkin bakalan ada orang yang baca bakalan bilang, “masa kaya gitu aja ga tau?”. Ya emang saya ga tau dan hanya senalarnya saya aja. Yang penting prioritas utama, ASI saya cukup untuk si Arman.

Begitu ceritASI Breastpump saya. Ribet? Ya gitu deh, namanya juga usaha. Hihihi.

Sampai jumpa di cerita lainnya 🙂