Hello blog 2023


Ya ampun… udah lama ya ga update di sini ya. Kangen juga rumah yang ini.

Terakhir update tahun 2019, last post toilet training anak pertama, part pertama pula. Sekarang anak pertama udah kelas 2 SD. Anak kedua udah mau masuk SD tahun ini. Ya alhamdulillah, terlewati juga masa-masa toilet training dan juga encok menatih mereka belajar berjalan. hahahaha.

Kabar saya dan keluarga, alhamdulillah sehat. Di hari minggu gini, lagi santai di rumah. Anak-anak lagi main HP, suami lagi karaoke, saya lagi blogwalking. Sembari mikir apa menu makan siang ini.

Satu kata, saya kangen berkunjung ke blog dan membaca postingan-postingan personal dari orang-orang yang saya kenal, dan berakhir saya kembali ke wordpress untuk update blog ini.

Sebenarnya di blog sebelah yang notabene adalah kicauan saya pribadi, pengen update, tapi lupa lagi lupa lagi. hahaha. Padahal setiap hari ada aja kejadian yang berkesan, selain tentunya nyatetin pengeluaran di aplikasi keuangan di HP :D.

Khusus di blog ini, tentang family and its related. See you soon.

Toilet Training (1)


Hallo,

Alhamdulillah, Andini sudah lulus toilet training. Iyeyyyyy!!!

Toilet training (TT) anak perempuan ternyata lumayan lama dan sulit juga jika dibandingkan dengan TT anak laki-laki (Arman). Arman TT dimulai sekitar 29-30 bulan, saat adiknya sudah lahir. Meski rada telat, namun TT nya terbilang cepat, hanya sekitar 2-3 bulan dan langsung lulus, nanti saya cerita di Part 2 tentang TT nya Arman.

TT Andini sudah saya mulai sekitar usianya 20 bulan. Goalnya sih 24 bulan, bebas diaper. Namun apa daya, anaknya masih kebobolan mulu.

Arman mulai TT usia 29 bulan, sementara Andini sekitar 20 bulan, apa yang menjadi pertimbangan untuk memulainya? Ini sih menurut opini saya aja ya.

KAPAN WAKTU YANG TEPAT MEMULAI TOILET TRAINING?

  • Saat mental Ibu atau orang yang akan bertanggungjawab langsung dengan proses TT, SIAP.Buibu, TT itu repot dan melelahkan. Sebentar-sebentar ganti celana dan seluruh kostumnya si anak (dari atasan sampe bawahan dan daleman), sebentar-sebentar sprei basah kena ompol, sebentar-sebentar pel-pel lantai, sebentar-sebentar cuci karpet. Jadi, si ibu harus siap mental dulu bakalan repot. Apalagi kalau terbiasa pake diaper pospak ya, yang hidup terasa begitu indah, tiada bau pesing di kasur dan seluruh rumah, tinggal ganti aja per 3 jam. Yang ga indah, hanya saat belanja bulanan untuk pos pospak :D.Maka, untuk memulai TT ini, si ibu SIAP repot ga? Kalo si ibu masih blom siap, dompet masih aman untuk belanja pospak beberapa tahun lagi, ya jangan dimulai dulu. Hihihi
  • Saat si Anak sudah familiar dengan kata-kata yang bermakna BAB dan BAK. Untuk Andini, saya menunggu sampai dia agak jelas melafalkan kosakatanya dan saya sebagai kamusnya, memiliki persepsi arti yang sama. Hal ini penting banget. Jangan sampe ada miskomunikasi antara saya dan dia. Saya berulang menyebutkan istilah pipis untuk BAK dan pup untuk BAB saat mengganti popoknya atau saat memandikannya. Seengganya dia sering denger dan familiar dengan kata itu. Kalau tentang kapan dia bisa melafalkannya, masih bisa menunggu. Dan saya menunggu sampai sekitar 20 bulan untuk dia bisa melafalkannya.
  • Saat si Anak sudah bisa melafalkan istilah BAB dan BAK dengan jelas.Nah ini lanjutan dari poin#2 bahwasanya si anak ngomong, dan saya juga familiar dan ngerti dengan pengucapannya. Ya biarlah dia awal-awal ngompol di lantai asal dia ngeh kalo dia pipis dan dia ‘laporan’ kalo dia pipis.
  • Saat budget Pospak harus dialihkan ke pos lainnya. Mak, pospak itu muahalllll. Kenapa saya bilang mahal padahal saya sempet endorse 2 merk popok? Endorse loh, maksudnya FREE. Iyeyyy, Andini bayi endorse popok. Tapi tetep mahal? Karena kadang hitungan ideal kebutuhan anak saya ga sama dengan hitungan jumlah diaper yang dikirimkan produsen popok. Idealnya (dan saya mengikuti hitungan ini) setiap 3 jam, penuh ga penuh (kecuali ada pupnya) diaper pospak harus diganti. Berarti dalam 24 jam, 8 x ganti popok. Sebulan ada 30 hari, yang artinya sebulan butuh 30 x 8 = 240 buah diaper. Untuk size yang L aja maksimal 50an per bal nya, berarti kalau 240 buah sekitar 5 bal. Yang 1 balnya sekitar 150rb, total 150rb x 5 = 750ribu. Itu pos diaper doang kalo tanpa endorse. Trus berapa yang disuplai produsen pospak ? biasanya hanya versi setengah bal besar x 6 bal (25 x 6 = 150 pcs), nahhh ada selisihnya kan? selisihnya itu yang mau ga mau harus dibeli. Mayanlah buat beli gincu matte yang lagi beredar di iklan tipi.

PERSIAPAN TT

Ini beberapa printilan persiapan TT yang saya lakukan kemarin.

Celana dalam. Saya mempersiapkan 2 lusin perhari, trus apakah berarti saya punya 24 buah x 7 hari ? ya tentu tidak. Dua puluh empat buah celana dalam itu harus siap lagi untuk digunakan di hari berikutnya. Alias wash and wear, alias tiap hari nyuci, alias cuci kering pake. Biasanya setelah si anak tidur baru saya masukin ke mesin cuci semua celana dalam kotor. Kering? Kering kok dijemur semaleman di dalem rumah. Dengan catatan sudah dikeringin di mesin cuci ya.

Ember+detergen+sabun mandi batang. Ember untuk rendam celana yang terkena pipis atau bekas pup. Di ember tersebut sudah berisi campuran air dan detergen yang cukup untuk merendam. Sabun mandi batang saya pergunakan untuk mengucek bekas pup yang tertinggal di celana dalam setelah pup dibuang di WC. Setelah dikucek dan tidak ada bekas pup lagi, cemplungin ke rendaman detergent.

Alat bantu TT. Berhubung saya pakai WC jongkok, saya ga pake alat bantu TT seperti potty seat atau sejenisnya. Ya pup dan pipis di kamar mandi. That’s it. Kalau dulu, ketika WCnya WC duduk, saya pernah pakai potty seat.

Perlak/alat lapis lainnya. Ada juga yang pakai sprei waterproof. Kalo saya sih pake perlak bahan oskar yang meteran. Perlak saya letakan di bawah sprei, di atas kasur. Untuk mencegah cairan pipis rembes ke kasur dan bikin pesing.

Pel sumbu+larutan pembersih lantai+karton kipasan. Pel yang saya gunakan berbeda dengan pel untuk mengepel seluruh rumah. Kenapa? untuk mencegah najis tersebar ke seluruh rumah. Pel sumbu ini saya pergunakan untuk mengelap, membilas dan mengepel bekas pipis di lantai atau karpet macem evamat. Pel ini juga saya gunakan untuk membersihkan muntahan. Cairan pembersih lantai saya pilih yang sejenis karbol (saya pakai karbol sereh). Cairan pembersih lantai sedikittt banget, dilarutkan dengan air dan disimpan di dalam botol bekas minuman semacam air mineral atau botol yogurt dan ditutup dengan plastik dikaretin, lalu di bolongin beberapa titik sehingga seperti shower. Pernah lihat karyawan supermarket membersihkan lantai saat banyak pelanggan? dicrot2 cairan pembersihnya, lalu dipel, lalu bekas pel-an dikibas2 pakai kipas supaya cepet kering.

Tahapan pembersihan yang saya lakukan :

Cairan pipis dilap dengan pel sumbu.

Pel sumbu dibilas dengan air bersih yang mengalir (maksudnya dari keran, bukan air bilasan dalam ember) biasanya sih saya injek2 di bawah keran. Peras.

Pel lagi area tadi.

Bilas lagi. Peras.

Semprotkan sedikit cairan pembersih lantai yang sudah diencerkan.

Pel lagi.

Kipas-kipas pakai karton/kertas tebal atau arahkan kipas angin ke area yang tadi dibersihkan

TAHAPAN PELAKSANAAN TT

Saya memilih hari Senin. Hahaha. Kenapa? Karena biasanya hari senin full of energy, hari permulaan memulai hal baru. Liat aja semua hari pertama masuk sekolah, hari Senin kan? makanya macet dimana-mana. Hahaha.

Lepaskan diaper pospak di siang hari. Saya mulai lepas pospaknya, setelah Andini mandi pagi sampai mandi sore. Lalu dipakaikan kostum atasan, bawahan dan celana dalam. Awal-awal sih saya pakein dia dress atau baju terusan, untuk mengurangi jumlah pakaian kotor. hahahaha. Awal-awal, baru pakai celana dalam beberapa menit, sudah pipis. Ganti. Hal ini wajar karena kulitnya kontak langsung dengan kain dimana sirkulasi udara berjalan lancar. Lalui proses pipis di celana sebagai observasi tahap adaptasi dan observasi frekuensi BAB dan BAK nya. Ga usah dimarahin, anaknya. Anaknya mah ga salah, namanya juga mencoba pengalaman baru. Begitu anaknya pipis di celana, Angkut dia ke kamar mandi. Lepas semua yang terkena basah dan siram dengan air bersih, peras, lalu masukan ke rendaman air detergen. Cebok si anak, sembari mengulang kata pipis/istilah BAK lainnya dan menyisipkan, “kalau pipis di kamar mandi ya”. Repeat setiap momen itu. Setelah si anak bersih, letakkan di tempat yang aman dan pastikan dia duduk tenang atau tidak berpindah tempat selama ibu membersihkan area yang terkena pipis. Mulai deh pel pel. Yang sabar ya bun, kalo saya kemaren proses ini ada sekitar 2 mingguan.

Alasi kasur/tempat tidurnya dengan perlak. Andini selalu tidur siang setelah makan siang, jadi pasti tidur di kasur dan tetap tanpa pospak. Sering banget dia pipis sembari tidur alias ngompol dan tetep pules.

Tatur setiap beberapa waktu sekali. Periode berapa jam atau berapa menit sekali dia pipis bisa diamati dari polanya. Awal-awal sekitar 30 menit sekali, lalu memanjang sampai 45 menit sekali. Maksud tatur adalah tepat di waktu dia harusnya pipis, kita bawa dia ke kamar mandi, sembari diajarkan posisi jongkok, sembari disiram kakinya dan diberi mantra, “pis pis pis pis pis”. Saya menatur hanya di waktu siang, di waktu malam saya biarkan dia mengompol dan mengatur ritme BAKnya sendiri.

Amati gesture tubuh saat akan BAK dan BAB. Hal ini penting untuk antisipasi kecolongan BAB dan BAK di tempat yang bukan seharusnya. Berdiri lalu menyilang-nyilangkan kaki berarti dia mau pipis. Kalau melakukan sesuatu sambil jongkok-jongkok berarti dia mau pup. Begitu sudah terlihat gelagatnya, langsung angkut ke kamar mandi, lepas celananya. Pengamatan gesture ini hanya berlaku saat dia tidak tidur, kalau dia tidur, ya ga pernah saya perhatikan. hahaha. Ngompol ya ngompol.

Setelah semua poin di atas sudah dikuasai, baru lepas pospaknya di malam hari. Awal-awal pastilah ngompol. Makanya di awal-awal, begitu dia tidur, saya masih terjaga sampai 2-3 jam ke depan untuk memeriksa apakah dia ngompol ? Jika ya, maka saya mengganti baju dan dalemannya, lap dengan tisu basah dan melapisi area yang basah dengan popok atau kain sebanyak 2 lapis. Besokan harinya baru saya cuci sprei dan kain pelapisnya.

(bersambung)

Ditolak imunisasi MR di Puskesmas!


Halo!

Sudah lama sebenernya mau update di blog ini. Namun ya karena hp seringnya dipake main game, nonton youtube, males buka laptop, maka males update di sini. Tapi sesekali sih masih update di sana 🙂 *promo

Saya bela-belain ini nulis ini, karena bener-bener ngerasa keki. Saya pro-vaksin. Saya lengkapi imunisasi wajib permerintah untuk kedua anak saya. Mau yang sesuai buku pink, lalu ada ORI DPT, lalu MR. So pasti saya ikutin.

Alkisah, Andini september ini berumur kurang lebih 27 bulan. Tahun lalu, saat saya masih di Bekasi Barat, saya ga pernah absen sama posyandu semua agenda posyandu, saya ikutin. Dari mulai imunisasi, vitamin A atau cuma timbang ukur doang. Kalo kata bu RT, “ngapain sih di rumah aja, daripada ga ada kerjaan mendingan posyandu”. Bu, plis deh. Kerjaan saya banyak sampe ga sempet Me-time. Hahahaha.

September 2017, Andini masih sekitar 14 bulan. Belum diijinkan ikut imunisasi MR sesuai dengan kampanye pemerintah di TV nasional. Saya pernah menanyakan kepada bidan yang bertugas di posyandu, kapan bisa diberikan Booster campak? Sesuai dengan Buku KIA (buku Pink), tertera usia 24bulan, namun biasanya kalo di posyandu dilebihkan sebulan kemudian. Oke. Berarti sekitar 25 bulan dong ya.

25 bulan berarti sekitar bulan Agustus 2018. Passss kan pas bulannya kampanye Imunisasi MR, tapi biasanya dilebihin sebulan. Oke fine.

Hari Rabu 19 September 2018.

Pagi-pagi saya sudah mempersiapkan anak-anak untuk di imunisasi di Puskesmas Rawa Tembaga, Bekasi Barat. Saya mempersiapkan Arman (4 tahun 6 bulan) dan Andini (hampir 26 bulan) untuk di imunisasi karena usia sesuai dengan Kampanye MR Kemenkes.

Sampai di ruangan imunisasi, ternyata Arman dinyatakan tidak perlu diimunisasi MR karena programnya hanya untuk anak usia 9 bulan – 18 bulan dan anak kelas 1 SD.

Lanjut

Andini. Lalu ditolak juga. What? Saya panik dong. Kenapa ditolak?

Menurut bidan yang bertugas, imunisasi ini sudah ‘kelewat’ usianya. Kalaupun mau campak booster ya berarti nunggu kelas 1 SD.

LOH?

Saya bersikeras kekeuh Andini harus divaksin booster Campak dong, karena saya berpatokan pada buku KIA Pink yang tertulis 24 bulan, dimana biasanya akan dilaksanakan di bulan ke 25 oleh bidan posyandu.

Buku Pink KIA - Andini _Bensyafamily blog

Tapi si Bidan juga kekeuh kalau booster hanya diberikan sampai batas 18 bulan. Ya telat-telatnya 20 bulan lebih sehari.

Ketika saya tanya, “dengan saya tidak imunisasi MR ini, apakah menjamin anak saya gak akan kena Campak/Rubella atau menulari ibu yang sedang hamil?”

Dan bidannya menjawab, “Ya mudah-mudahan tidak.”

MAKSUD LO? Saya dateng sukarela untuk menawarkan divaksin, lalu ditolak dan jawabannya begitu?!

what the f?

Lalu, saya pulang dengan tangan kosong. Tapi, saya masih penasaran. Lalu saya browsing mengenai jadwal imunisasi, ternyata ada jadwal imunisasi per 2017.

jadwal-imunisasi-2017-blog-cl

sumber : idai

Ternyata Booster campak dimajukan saat usia 18 bulan, namun dari chart di atas, CATCH UP SAMPAI USIA 3 TAHUN. Yang artinya masih bisa diimunisasi susulan sampai dengan usia 3 tahun. gondok ga sih?!!

Ah mungkin ini hanya asumsi saya saja, saya cari 2nd opinion. Saya kontak seorang teman yang juga seorang Dokter yang bertugas di Puskesmas Kelurahan Cakung Barat. Dia juga menyatakan bahwa Campak booster masih bisa diberikan sampai usia 36 bulan. Bisa aja saya nebeng ke Puskesmas tersebut untuk imunisasi, namun hampir kebanyakan puskesmas, memiliki jadwal imunisasi pada hari Rabu. Dan menunggu Rabu depan itu terlalu lama.

Lalu, saya mencoba menghubungi klinik Wamia Husada Inkoppol Jakasampurna, duluuu banget saya pernah dengar bahwa klinik ini ikut berkoordinasi dan berpartisipasi saat imunisasi. Ternyata sekarang sudah tidak melayani imunisasi.

Lalu, saya kembali mencoba menghubungi Klinik Citra Medika Pekayon (Faskes BPJS), ternyata juga tidak melayani imunisasi.

Karena saya ditolak di Puskesmas, saya cari lagi third opinion ke dokter spesialis anak di RS Hermina Galaxy. Ketika saya bilang saya ditolak untuk vaksin MR di posyandu sedangkan anak saya baru berusia 26 bulan, Beliaupun merasa aneh kenapa anak saya ditolak. Namun ketika saya berniat untuk melakukan imunisasi di RS Hermina Galaxy, Beliau menyatakan vaksin MR saat ini sedang kosong.

Sepulang dari Puskesmas Rawa Tembaga, saya cari-cari info dimana bisa melakukan imunisasi MR. Ya bayar deh bayar. Saya sempat menanyakan info ketersediaan vaksin ini di RS Selasih Bintara kepada salah satu dokter spesialis anak, dan beliau menyatakan tersedia dan membuat perjanjian untuk melakukan imunisasi MR di RS tersebut. Namun, ternyata setelah sampai di RS tersebut, dokter spesialis anak yang memberi info tersebut tidak praktek. MENURUT NGANA? *mulai emosi.

Lanjut ke Rumah Vaksinasi Sumarekon, buka hanya hari Selasa dan Sabtu. Pas hari Sabtu 22 September memang ada jadwal untuk imunisasi MR. Saya mengantri dari jam 13.30 dan mendapatkan nomor 49 dengan perkiraan akan diimunisasi jam 15, ternyata baru dipanggil jam 16.30. Sampai gempor dan mati gaya main di Lantai 2 (Ruang bermain anak) Kenapa? karena dokternya cuma 1. BIAYANYA? HANYA 300 ribu saja. Yang artinya setara dengan uang belanja 1 minggu.

P_20180926_160609

Saya sih cukup menyesalkan tindakan penolakan pemberian vaksin MR ke anak saya. Seberapa banyak, orang tua yang menolak anaknya divaksin? Begitu ada yang sukarela dan sadar akan pentingnya vaksin kok malah ditolak?

Untuk orangtua provaksin lainnya, perlu diingat ya imunisasi MR tersedia sepanjang tahun, bukan hanya bulan September saja. Jadi, begitu usia anaknya sudah 9 bulan atau 18 bulan, buru-buru segera diimunisasi MR.

Sekian.